Novel “Ngintip Hijab Pipis” mencoba menggambarkan kisah seorang tokoh utama yang mengalami perasaan yang kompleks dalam menyikapi adat istiadat dan tradisi masyarakat yang kental dengan norma dan aturan. Di balik wajah hijab yang tersaji di depan umum, tokoh utama ini terjebak dalam perasaan penasaran dan ketidakmampuan untuk membuka diri.
Novel ini tidak hanya mencoba menggambarkan kisah cinta, tetapi juga menyoroti wajah belenggu yang tersembunyi di balik wajah hijab yang maskulin. Protagonis dalam novel ini merasa terjebak dalam perasaan yang tidak dapat dikatakan, tidak dapat dibicarakan, dan tidak dapat dibuka.
Dalam novel “Ngintip Hijab Pipis”, latar belakang peristiwa berlangsung di era yang benar-benar membutuhkan diri untuk memiliki identitas sendiri. Para tokoh harus memilih antara mengikuti norma dan tradisi, atau mengikuti impiannya sendiri. Dengan demikian, novel ini tidak hanya menyoroti persoalan identitas diri, tetapi juga meninjau isu-isu yang lebih kompleks seperti perspektif kebebasan dan digitalisasi.
Setiap karakter dalam novel memiliki masa lalu yang unik, dengan pengalaman-pengalaman yang beragam. Ketika tokoh utama bertemu dengan karakter lainnya, tingkat kualitas hubungan mereka sekrang semakin terang bagi mereka gewa, demikian perasaan dan pengalaman-pengalaman masa lalu rencananya untuk membantu tokoh utama mengenali kehidupannya, kembali ke diri.
Novel “Ngintip Hijab Pipis” diharapkan dapat menyajikan wacana yang menjanjikan dan menarik, memancing perilaku dan menanti guna anak pembaca perempuan nantinya.